MAKALAH
STATISTIKA DASAR
KOMBINASI,
PERMUTASI, DAN PELUANG
Disusun Oleh:
KELOMPOK
12
Nur
Amalia Susanti (06081181520025)
Rani
S. S. Silitonga (06081181520079)
Renni
Juli Yanna (06081181520076)
Dosen Pengampu :
Prof.Dr. Ratu
Ilma Indra Putri, M.Si (196908141993022001)
Puji Astuti, S.Pd.,M.Sc
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala limpahan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Penulisan makalah mengenai Konsep Dasar Statistika ini
kami buat dimaksudkan untuk melengkapi tugas mata kuliah Statistika Dasar. Yang
mana isi makalah ini kami ambil dari beberapa buku dengan sumber yang ada dan
kami anggap relevan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, karena masih banyak kekurangan baik dari isi maupun dari segi
penulisannya.Oleh karena itu, kritik dan saran yang mengarah pada perbaikan
makalah ini sangat kami harapkan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Inderalaya, 9 Oktober 2016
Penyusun
Daftar Isi
A. Kombinasi
Perhatikan
uraian berikut!
Untuk
pengibaran bendera dibutuhkan 3 orang murid. Ada 5 orang calon yang sudah
terlatih, A, B, C, D, dan E. Ada berapa macam susunan pengibar peserta
dapat disusun dari kelima calon itu?
Dari
kelima calon itu dapat dibentuk susunan ABC,ABD, ABE,ACD, ADE, BCD, BCE,
BDE, dan CDE. Urutan pada susunan seperti ini tidak penting (tidak
diperhatikan), misalnya susunan ABC boleh juga disebut ACB atau BCA.
Jadi, yang membedakan suatu susunan dengan susunan lainnya adalah perbedaan
unsur-unsurnya (objek-objeknya). Susunan seperti di atas disebut kombinasi dari
5 objek, yaitu, A, B, C, D, dan E yang setiap kali diambil 3
unsur ditulis dengan 5C3 atau
. Pada contoh
ini ada 10 susunan yang berbeda.
Dari
contoh di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
nCr =
|
Contoh:
Suatu tim bola basket terdiri dari 5
orang yang akan dipilih dari 12 pemain. Dengan berapa macam cara susunan pemain
itu dapat dipilih?
Penyelesaian:
Susunan tersebut adalah kombinasi 5
objek dari 12 objek sebab urutannya tidak diperhatikan.
12C5 =
Jadi, banyaknya cara untuk memilih 5
pemain dari 12 pemain adalah 792 cara.
B. Permutasi
Ada himpunan huruf, yaitu {a, b, c}.
huruf-huruf tersebut dapat disusun dengan urutan-urutan yang berbeda-beda.
Contoh:
a.
susunan terdiri dari 3 huruf, yaitu abc, acb, bac, bca, cab, dan cba.
b. susunan terdiri dari 2 huruf,
yaitu, ab, ba, ac, ca, bc, dan cb.
Susunan huruf
tersebut, baik 3 huruf maupun 2 huruf dinamakan permutasi dari a, b, dan
c. Secara umum dikatakan bahwa Permutasi dari sekumpulan objek adalah
susunan yang berbeda dari objek-objek dengan memperhatikan urutannya.[2]Permutasi untuk contoh (a) disebut permutasi tiga-tiga objek
dilambangkan dengan 2P3 sedangkan permutasi untuk contoh
(b) disebut permutasi dua-dua dari 3 objek, dilambangkan 2P2.
Banyaknya permutasi r objek yang disusun dari n objek dinotasikan dengan nPr
atau
yang dirumuskan sebagai berikut:
nPr
= n(n – 1)(n – 2)(n – 3)....(n – r + 1) atau nPr =
|
1. Permutasi dengan beberapa objek yang sama
Dengan beberapa cara huruf pada kata
ABA dapat disusun? Susunan huruf itu adalah ABA, AAB, dan BAA.
Jadi, ada 3 cara. Bila digunakan rumus permutasi, yaitu nPr maka
akan didapatkan 6 cara, 3P2 = 3! = 3
2
1 = 6 (dengan membedakan kedua huruf AA).
Misalnya, huruf A dibedakan menjadi A1 dan A2, maka diperoleh susunan A1BA2,
A1A2B, BA1A2, A2A1B,
BA2A1, A2BA1.
Pada kenyataannya huruf A tidak
dibedakan, berarti ada 3 susunan yang sama, yaitu:
A2BA1 = A1BA2
A1A2B = A2A1B
BA1A2 = BA2A1
Sehingga terdapat hanya 3 susunan.
3P2 =
=
Dari
uraian di atas dapat disumpulkan sebagai berikut:
nPx
=
|
n
|
2. Permutasi Siklis (Melingkar)
C
B A
|
A
C B
|
B
A C
|
Jika
urutan itu dipandang searah jarum jam maka susuna ABC, CAB, dan BCA
adalah sama. Jika dipandang urutannya berlawanan arah jarum jam maka susunannya
CBA, BAC, dan ACB adalah sama. Sehingga, banyaknya permutasi dari
3 objek =
Jadi,
2 susunan yang berbeda adalah ABC dan ACB. Permutasi di atas
adalah permutasi siklis, yaitu permutasi yang disusun melingkar.
Sekarang misalkan terdapat 4 objek,
perhatikan gambar!
Keempat gambar di atas menunjukkan permutasi
yang sama. Sehingga banyaknya permutasi dari 4 objek adalah
berarti banyaknya susunan yang berbeda adalah
3! = 3
Banyaknya permutasi siklis dari n objek = (n – 1)!
|
Contoh:
Rini memiliki lima bunga sepatu yang
akan ditanam secara melingkar. Banyaknya susunan bunga tersebut adalah?
Penyelesaian:
Dik:
n = 5
Banyaknya
permutasi siklis dari n objek = (5 – 1)! = 4! = 4
Jadi,
banyaknya susunan bunga sepatu yang akan ditanam secara melingkar adalah
sebanyak 24 cara.
C. Peluang
P (E) =
|
Keterangan:
P (E) = peluang kejadian yang
diharapkan sukses
n(E) = banyaknya anggota kejadian E
n(S)
= banyaknya anggota ruang sampel (banyaknya kejadian yang mungkin
terjadi).
1. Pengertian percobaan, kejadian, titik, dan ruang sampel
Misalnya:
Pada kegiatan
pelemparan sebuah dadu sisi enam, akan dihasilkan enam kemungkinan munculnya
mata dadu. Kemungkinan-kemungkinan itu disajikan sebagai berikut.
Kegiatan melempar dadu disebut
dengan percobaan. Enam kemungkinan hasil seperti yang disajikan pada gambar
tersebut adalah semua hasil yang
mungkin terjadi dalam suatu percobaan. Hasil munculnya mata 1, 2, 3, 4, 5, dan
6 adalah titik-titik sampel. Jadi titik sampel adalah semua hasil yang mungkin
terjadi dari sebuah percobaan.[4] Ruang Sampel (S) adalah suatu himpunan yang
anggotanya adalah titik-titik sampel.[5] Adapun yang menjadi ruang sampel dari hasil pelemparan
sebuah dadu adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
Kejadian (E) merupakan himpunan bagian
dari ruang sampel. Pada percobaan pelemparan satu buah dadu sisi enam
kejadian-kejadiannya adalah
– {1} merupakan kejadian muncul mata dadu 1.
– {2} merupakan kejadian muncul mata dadu 2.
– {3} merupakan kejadian muncul mata dadu 3.
– {4} merupakan kejadian muncul mata dadu 4.
– {5} merupakan kejadian muncul mata dadu 5.
– {6} merupakan kejadian muncul mata dadu 6.
2. Peluang kejadian berbagai situasi
a. Peluang komplemen suatu kejadian
P(E’) = 1 – P(E)
|
Jadi,
Contoh:
Sebuah kartu
diambil secara acak dari seperangkat kartu bridge. Berapa peluang terambil
bukan kartu As?
Penyelesaian:
Seperangkat kartu bridge memiliki 52 macam kartu, diantaranya
terdapat 4 jenis kartu As yang berbeda. Peluang terambilnya kartu As adalah P(E)
=
sehingga, peluang terambilnya kartu yang bukan
kartu As adalah
P(E’) = 1 – P(E) = 1 -
Jadi, peluang
terambil bukan kartu As adalah
.
b. Frekuensi harapan
Jika suatu
percobaan dilakukan n kali maka peluang kejadian yang diharapkan adalah
P(E). Perkalian antara berapa kali percobaan dilakukan dengan peluang
kejadian itu dinamakan frekuensi harapan, ditulis dengan: [6]
fh (E) = n
P(E)
|
Contoh:
Peluang mendapat penyakit kanker
untuk seorang perokok adalah 0,4. Dari 1.000 orang perokok, Berapa orang
kira-kira yang tidak mendapat serangan kanker?
Penyelesaian:
P(E) = 0,4
P(E’) = 1 – P(E)
= 1 – 0,4
= 0,6
fh (E) = 0,6
1.000 = 600
Jadi, dari 1.000
orang perokok diperkirakan 600 orang yang tidak mendapat serangan kanker.
3. Peluang kejadian majemuk
Duah buah atau
lebih kejadian dapat digabungkan menjadi satu kejadian dengan menggunakan
operasi antarhimpunan. Gabungan dua buah atau lebih kejadian tersebut dinamakan
kejadian majemuk.[7]
Operasi antarhimpunan yang dimaksud
adalah:
a. operasi
gabungan yang dilambangkan dengan
, dibaca: atau;
b. operasi
irisan yang dilambangkan dengan
, dibaca: dan.
a. Kejadian tidak saling lepas
Kejadian tidak saling lepas A dan B berlaku:
P(A
|
Contoh:
Dalam sebuah kotak terdapat 10
lembar kartu yang sama, diberi nomor 1 sampai 10. Jika diambil selembar kartu,
berapakah peluang terambilnya kartu yang bernomor ganjil atau prima?
Penyelesaian:
Dari sebuah kotak berisi 10 lembar kartu yang sama yang diberi
nomor 1 sampai 10, diambil selembar kartu.
S = { 1, 2, 3, .
. . , 10}
Misalkan: A = kejadian terambil kartu yang bernomor ganjil
B = kejadian terambil kartu yang
bernomor prima
Maka:
A = {1, 3, 5, 7,
9} n (A) =
5
B = { 2, 3,5, 7} n (B) = 4
Anggota A yang juga menjadi anggota B, yaitu
A
B = {3, 5, 7} n
(
Peluang terambilnya kartu ganjil atau prima adalah
P(A
= P(A) + P(B) – P(
=
=
=
Jadi, peluang terambilnya kartu
bernomor ganjil atau prima pada pengambilan selembar kartu adalah
.
b. Kejadian saling lepas
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa himpunan A dan
himpunan B tidak mempunyai anggota yang sama sehingga A dan B
merupakan himpunan yang saling lepas. Kejadian A dan kejadian B tidak dapat
terjadi secara bersamaan.
Kejadian A dan
kejadian B disebut saling lepas apabila A
B =
, sehingga n( A
B) = 0. Jadi, untuk kejadian A dan B
yang saling lepas berlaku:
P(A
B) = P(A) + P(B)
|
c. Kejadian saling bebas
P(A
B) = P(A)
P(B)
|
Di mana kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B atau
kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A.
Contoh:
Dalam sebuah
kotak terdapat 10 buah bola, 6 buah di antaranya berwarna merah dan yang
lainnya berwarna biru. Sebuah bola dimabil, kemudian bola itu dikembalikan lagi
ke dalam kotak. Setelah itu diambil lagi sebuah bola dari dalam kotak untuk
kedua kalinya. Berapakah peluang bola dari terambil pada kedua pengambilan
berwarna merah?
Penyelesaian:
A = kejadian terambil
bola berwarna merah pada pengambilan pertama
P(A) =
B = kejadian terambil
bola berwarna merah pada pengambilan kedua
P(B) =
A dan B adalah
kejadian saling bebas karena terjadinya A tidak memengaruhi terjadinya atau
tidak terjadinya kejadian B. Sehingga,
P(A
B) = P(A)
P(B)
=
=
=
Jadi, peluang terambilnya bola berwarna merah pada
kedua pengambilan itu adalah
.
d. Kejadian tidak saling bebas
P(A
B) = P(A)
P(B/A)
|
Peluang
bersyarat P(B/A) artinya peluang terjadinya B
setelah A terjadi.
Contoh:
Sebuah kotak berisi 4 buah bola
berwarna merah dan 6 buah bola berwarna putih. Jika diambil 2 buah bola
berturut-turut dengan tidak pengembalian bola pertama ke dalam kotak, berapakah
peluang terambilnya yang pertama bola berwarna merah dan yang kedua bola
berwarna putih?
Penyelesaian:
Pengambilan pertama: n(A) = 4, n(S)
= 10
Pengambilan kedua: n(B) = 6, n(S) = 9
P(A
B) =
P(A)
P(B/A)
=
Jadi, peluang terambilnya bola
pertama berwarna merah dan bola kedua berwarna puti adalah
.
DAFTAR PUSTAKA
Sabandar, J. (2009). Matematika.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sinaga, B., Pardomuan, K.S, A., & dkk.
(2013). Matematika. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
[1]
Josua Sabandar,
Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal. 59
[2]
Josua Sabandar,
Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal.55
[3]
Josua Sabandar,
Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal.63
[4] Bornok Sinaga,Pardomuan,
dkk, Buku Guru Matematika, Kementrian Pendidikan dan Budaya, 2013, Jakarta,
hal. 398
[5] Bornok Sinaga,
Buku Guru Matematika, Kementrian Pendidikan dan Budaya, 2013, Jakarta, hal. 398
[6]
Josua Sabandar,
Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal.67
[7]
Josua Sabandar,
Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal.69