KURIKULUM
DAN PEMBELAJARAN
Landasan,
Prinsip dan Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
DISUSUN
OLEH :
Kelompok
1
Nama Anggota :
1. Ayu Hardiyanti (06081181520083)
2. Betyana Tinambunan (06081181520034)
3. Dea Maria Neli Saragih (06081181520023)
4. Putri Maya Sari (06081181520026)
5. Sondang
Meriapul K. S (06081181520018)
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai “ Landasan, Prinsip dan
Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum“ . Penyusunan makalah ini kami buat dimaksudkan
untuk melengkapi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Yang mana isi
dari makalah ini diambil dari sumber yang ada dan kami anggap relevan.
Kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, karena masih banyak kekurangan baik
dari isi maupun segi penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
mengarah pada perbaikan sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Inderalaya, 31
Agustus 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum
merupakan
alat untuk mencapai
pendidikan
yang dinamis.
Hal ini
berarti bahwa kurikulum
harus senantiasa dikembangkan
dan disempurnakan
agar
sesuai
dengan
laju perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan teknologi. Pengertian kurikulum yang semakin luas
membuat para pelaksana kurikulum memberikan batasan sendiri terhadap kurikulum.
Namun perbedaan pengertian tersebut tidak menjadi masalah yang besar terhadap
pencapaian tujuan pendidikan, apabila pengembangan kurikulum
didasarkan pada
landasan
dan prinsip-prinsip
yang mendasarinya. Hal ini
dimaksudkan agar pengembangan kurikulum
yang dilaksanakan sesuai dengan apa
yang menjadi tujuan dari
pendidikan nasional. Perwujudan prinsip, aspek dan konsep
kurikulum terletak pada guru. Sehingga guru memiliki tanggung jawab terhadap
tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri.
Oleh sebab itu, seorang pelaksana kurikulum perlu
mengetahui dan melaksanakan beberapa
landasan,
prinsip-prinsip dan pendekatan yang menjadi pedoman dalam
pengembangan
kurikulum.
Namum hal ini sering diabaikan oleh para pelaksana kurikulum, sehingga
pencapaian tujuan pendidikan tidak optimal. Hal ini yang mendasari kami untuk
menyusun makalah ini. Makalah
ini
memaparkan apa
yang menjadi
landasan, prinsip-prinsip, pendekatan dan langkah- langkah yang mendasari
suatu
proses
pengembangan kurikulum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
pengembangan kurikulum ?
2. Apa saja landasan dalam pengembangan
kurikulum ?
3. Apa saja prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum ?
4. Apa saja pendekatan pengembangan
kurikulum ?
5. Bagaimana langkah- langkah
pengembangan kurikulum ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui hal- hal yang harus diperhatikan
dalam pengembang kurikulum.
BAB II ISI
2.1 Pengertian Pengembangan Kurikulum
. Pengembangan
kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan,
penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun
kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan
untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha
mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi
kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan
seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program
yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam
pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang,
seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa, Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan
penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer)
dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan
ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
2.2 Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum
merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh
kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan
kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara
sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang
didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan
kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal
terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat
pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Mungkin Anda
dapat membayangkan andaikata sebuah bangunan rumah yang dibangun tidak
menggunakan landasan (fondasi) yang kokoh,
maka ketika terjadi goncangan atau diterpa oleh angin sedikit saja rumah
tersebut akan mudah rubuh. Demikian halnya dengan kurikulum, jika dikembangkan
tidak didasarkan pada landasan yang tepat dan
kuat, maka kurikulum tersebut tidak bisa bertahan lama, dan bahkan
dengan mudah dapat ditinggalkan oleh para pemakainya.
Dengan demikian dalam mengembangkan kurikulum,
terlebih dahulu harus diidentifikasi dan dikaji secara selektif, akurat,
mendalam dan menyeluruh landasan apa saja yang harus dijadikan pijakan dalam
merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum. Dengan landasan yang kokoh kurikulum yang dihasilkan akan kuat, yaitu
program pendidikan yang dihasilkan akan dapat menghasilkan manusia terdidik
sesuai dengan hakikat kemanusiannya, baik untuk kehidupan masa kini maupun
menyongsong kehidupan jauh ke masa yang akan datang.
Adapun Landasan dalam pengembangan kurikulum yaitu :
1) Landasan Filosofis
Landasan Filosofis dalam pengembangan kurikulum, yaitu
akan membahas dan mengidentifikasi landasan filsafat dan ilmplikasinya dalam
mengembangkan kurikulum. Filsafat
membahas
segala permasalahan manusia, termasuk pendidikan, yang disebut filsafat pendidikan. Filsafat memberikan
arah dan
metodologi terhadap praktik-praktik
pendidikan, sedangkan praktik-
praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan
filosofis. Keduanya sangat berkaitan
erat.
Hal inilah
yang menyebabkan landasan filosofis menjadi
landasan
penting dalam
pengembangan
kurikulum.
Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah Filsafat
pendidikan pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan arah sedangkan
pelaksanaanya melalui pendidikan.
Keberadan
aliran-aliran filsafat dalam pengembangan kurikulum di Indonesia dapat
digunakan sebagai acuan, akan tetapi hendaknya dipertimbangkan dan dikaji
terlebih dahulu kesesuaiannya dengan nilai-nilai falsafah hidup bangsa
Indonesia, karena tidak semua konsep aliran filsafat dapat diadopsi dan
diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Di antara aliran-aliran
tersebut yaitu :
a. Aliran
Progresivisme dan pragmatisme
Aliran
progresevisme mengakui dan berusaha mengembangkan asasnya dalam semua realita
kehidupan, dengan tujuan agar semua manusia dapat bertahan menghadapi semua
tantangan hidup. Sedangkan menurut aliran pragmatisme, suatu keterangan itu
baru dikatakan benar jika sesuai dengan realitas, atau suatu keterangan akan
dikatakan benar kalau sesuai dengan kenyataannya.
Kedua aliran ini dipelopori oleh William james dan John Dewey, salah satu
sumbangan besar yang mereka berikan dalam perkembangan pendidikan di abad
modern ini khususnya kurikulum yaitu, menurut aliran progresivisme tentang kurikulum
mengehendaki sekolah yang memiliki kurikulum yang bersifat fleksibel (tidak
kaku, tidak menolak perubahan, dan tidak terikat oleh doktrin tertentu, luas
dan terbuka). Dengan berpijak pada prinsip ini, kurikulum dapat direvisi dan
dievaluasi setiap saat, sesuai dengan kebutuhan. Sifat kurikulumnya adalah
eksperimental atau tipe core curriculum, yaitu kurikulum yang dipusatkan pada
pengalaman yang didasarkan atas kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan yang kompleks.
b.
Aliran
Esensialisme
Aliran ini
didasarkan oleh nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban
manusia. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada
nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan
dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Nilai-nilai yang
dimaksud ialah yang berasal dari kebudayaan dan falsafat yang korelatif selama
empat abad belakangan, yaitu sejak zaman renaissance, sebagai pangkal timbulnya
pandangan esensialisme adat.
Aliran ini
menghendaki adanya kurikulum yang memuat mata pelajaran yang dapat
menghantarkan manusia agar dapat menghayati nilai-nilai kebenaran yang berasal
dari tuhan. Kurikulum menurut aliran ini berpangkal pada landasan ideal dan
organisasi yang kuat. Herman Harrel Home, salah satu tokoh dari aliran ini
berpendapat bahwa kurikulum hendaknya bersendikan atas fundamental tunggal,
yaitu watak manusia yang ideal dan ciri-ciri masyarakat yang ideal. Kegiatan
dalam pendidikan perlu disesuaikan dan ditunjukan kepada yang serba baik.
c.
Aliran
Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
adalah aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata
susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Pandangan tentang ontologi,
epistemologi, dan aksiologi yang menjadi dasar bagi pengembangan konsep
kurikulum yaitu, dari segi ontologi, mereka berpendapat bahwa realita itu
bersifat universal, ada dimana-mana dan sama setiap tempat. Dari segi
epistemologi, untuk memahami realita memerlukan asas tahu, maksudnya kita tidak
mungkin memahami realita tanpa terlebih dahulu melalui proses pengalaman dan
hubungan dengan realitas terlebih dahulu melalui penemuan ilmu pengetahuan.
Sedangkan dari segi aksiologinya, bahwa dalam proses interaksi sesama manusia
diperlukan nilai-nilai. Begitu juga dalam hubungan manusia dengan alam semesta,
prosesnya tidak mungkin dilakukan dengan sikap netral.
d. Aliran
Eksistensialisme
Eksistensialisme
merupakan paham yang berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas
kemauannya yang bebas/kreatif , seseorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran
itu bersifat relative, dan karenanya itu masing – masing individu bebas
menetukan mana yang benar atau salah . Eksistensialisme menekankan pada
individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami
kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan:
Bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
e. Aliran Perenialisme
Perenial
berarti “abadi” , aliran ini beranggapan bahwa beberapa gagasan telah bertahan
selama berabad – abad dan masih relevan saat ini seperti pada saat gagasan
tersebut baru ditemukan. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian,
keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial
tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan
sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran
absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran
ini lebih berorientasi ke masa lalu.
2) Landasan Psikologis
Landasan
Psikologis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan
mengidentifikasi landasan psikologis dan ilmplikasinya dalam mengembangkan
kurikulum. Dalam proses
pendidikan yang
tejadi adalah proses interaksi
antar
individu. Manusia
berbeda dengan makhluk lainnya
karena
kondisi psikologisnya.
Kondisi
psikologis
sebenarnya
merupakan karakter
psiko- fisik seseorang sebagai
individu
yang dinyatakan dalam
berbagai
bentuk perilaku interaksi
dengan lingkungannya. Dalam
pengembangan
kurikulum,
minimal
ada dua landasan
psikologi
yang mempengaruhinya, yaitu psikologi
perkembangan
dan psikologi
belajar. Psikologi perkembangan mempelajari
proses dan karaktersitik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan,
sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam
situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaru besar
dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan
humanistic.
3) Landasan Sosial Budaya
Kurikulum
menentukan pelaksanaan
dan hasil pendidikan. Dengan
pendidikan diharapkan muncul
masyarakat-masyarakat yang
tidak asing
dengan masyarakat. Dengan
pendidikan diharapkan lahir
manusia-
manusia
yang bermutu,
mengerti, dan
mampu membangun masyarakat. Oleh sebab
itu
tujuan, isi,
maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan
kondisi,
karakteristik,
kekayaan dan
perkembangan masyarakat.
4) Landasan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu
pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Kurikulum
tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan. Peningkatan penggunaan
teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat efektifitas dan efisiensi
proses belajar mengajar, dan selalu menonjolkan peranan guru terutama dalam
memilih bahan ajar dan cara penyampaiannya. Sekarang peranan guru dapat
digantikan dengan media instruksional baik yang berupa media cetak maupun non
cetak terutama media elektronik, misalnya computer, internet, satelit
komunikasi, rekaman video dan sebagainya.
2.3 Prinsip- Prinsip dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam Nana
Syaodih (1997
: 150-155)
prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum dibagi menjadi
dua bagian,
yaitu:
1) Prinsip
Umum
Ada beberapa prinsip umum
dalam pengembangan kurikulum. Seperti juga
yang disampaikan oleh
Subandijah, prinsip umum ini meliputi:
Prinsip
relevansi
Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi
di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan
evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki
relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi
epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta
tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
Prinsip
fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas; Kurikulum hendaknya
memiliki
sifat lentur
dan fleksibel.
dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat
luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
Prinsip
kontinuitas
Prinsip kontinuitas;
Perkembangan dan proses belajar peserta didik hendaknya berlangsung secara
berkesinambungan, tidak terputus-putus ataupun berhenti-henti. Pengembangan
kurikulum perlu dilakukan secara serempak, sehingga harus selalu ada komunikasi
dan kerja sama antara para pemegang kurikulum SD, SMP, SMA, dan perguruan
tinggi.
Prinsip
praktis
Prinsip praktis; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan
waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat
sehingga hasilnya memadai. Prinsip ini juga
disebut prinsip efisiensi
Prinsip
efektivitas
Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Efektivitas dalam
kegiatan berkenaan
dengan sejauh mana apa
yang direncanakan dan
diinginkan dapat dilaksanakan atau
dapat
dicapai.
2) Prinsip
Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan
kurikulum,
prinsip-prinsip
ini berkenaan dengan:
1. Berkenaan dengan
Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua
kegiatan pendidikan sehingga perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu
pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau
jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan
bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey mengenai persepsi
orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang pandangan para
ahli dalam bidang-bidang tertentu dan penelitian.
2. Pemilihan Isi Pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu perlunya penjabaran tujuan pendidikan kedalam bentuk
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus
meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta unit-unit kurikulum
harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
3. Berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar
Mengajar
a. Apakah metode yang digunakan cocok untuk mengajar
b. Apakah metode memberikan kegiatan yang
bervariasi
c. Apakah metode tersebut dapat menciptakan
kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif,
afektif,psikomotor
d. Apakah metode mengaktifkan peserta
didik, guru, atau keduanya
e. Apakah metode dapat mendorong
berkembangnya kemampuan baru
f. Apakah metode menimbulkan jalinan
kegiatan belajar di sekolah dan rumah
g. Untuk belajar
keterampilan lebih ditekankan learning by doing disamping learning
by
seeing and
knowing.
4. Berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat
Pengajaran
a. Alat atau media pengajaran apa yang
diperlukan
b. Pembuatan alat memperhatikan siapa pembuat,
biaya, waktu pembuatan
c. Bagaimana pengorganisasian alat dalam
bahan pelajaran, modul, paket belajar, atau
lainnya
d. Bagaimana pengintegrasian dalam keseluruhan
kegiatan belajar
e. Hasil terbaik dengan menggunakan
multimedia.
5. Prinsip yang Berkenaan dengan Pemilihan
Kegiatan Penilaian
a. Penyusunan alat penilaian (tes)
b. Perencanaan suatu penilaian
c. Pengolahan suatu hasil penilaian
2.4 Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Yang dimaksudkan pendekatan adalah
cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti
langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang
lebih baik. Setidak-tidaknya ada 4 pendekatan dalam pengembangan kurikulum di
antaranya, yaitu: pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistik, pendekatan
teknologi, dan pendekatan rekonstruksi social.
a) Pendekatan
Subjek Akademis
Pendekatan ini adalah pendekatan
yang tertua, sejak sekolah yang pertama berdiri kurikulumnya mirip dengan tipe
ini. Kurikulum disajikan dalam bagian-bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran
yang di intregasikan. Ciri-ciri ini berhubungan dengan maksud, metode,
organisasi dan evaluasi. Pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum
atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing.
Para ahli akademis terus mencoba
mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi peserta didik untuk masuk
ke dunia pengetahuan, dengan konsep dasar dan metode untuk mengamati,
hubungan antara sesama, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Pengembangan
kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata
pelajaran apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk
persiapan pengembangan disiplin ilmu. Prioritas pendekatan ini adalah
mengutamakan sifat perencanaan program dan juga mengutamakan penguasaan bahan
dan proses dalam disiplin ilmu tertentu.
b) Pendekatan
Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa
atau peserta didik (student-centered) dan mengutamakan perkembangan
afektif peserta didik sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses
belajar. Para pendidik humanistic meyakini bahwa kesejahteraan mental dan
emosional peserta didik harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar proses
belajar memberikan hasil yang maksimal.
Kurikulum humanistik mempunyai
beberapa karakteristik, berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan
evaluasi. Menurut para pakar humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman
berharga untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka tujuan
pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada
pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap
diri sendiri, orang lain, dan belajar. Semua itu merupakan bagian dari
cita-cita perkembangan manusia yang teraktualisasi (self actualizing person).
Kurikulum Humanistis memiliki kelemahan, antara lain:
a. Keterlibatan emosional tidak selamanya
berdampak positif bagi perkembangan individual
peserta
didik.
b. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan
individu tapi kenyataannya terdapat
keseragaman
peserta didik.
c. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan
masyarakat secara keseluruhan.
d. Dalam kurikulum ini prisip-prinsip psikologis
yang ada kurang terhubungkan.
c) Pendekatan Teknologis
Kurikulum sebagai model teknologi
pendidikan menekankan pada penyusunan program pengajaran dengan menggunakan
pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan sistem saja, atau
juga dengan alat atau media. Selain itu, dapat juga dipadukan. Dalam konteks
kurikulum model teknologi, teknologi pendidikan mempunyai dua aspek,
yakni hardware berupa alat benda keras seperti proyektor, TV,
LCD, radio, dan sebagainya, dan software berupa teknik
penyusunan kurikulum, baik secara mikro maupun makro. Teknologi yang telah
diterapkan adakalanya berupa PPSI atau Prosedur Pengembangan Sitem
Intruksional, pelajaran berprogram dan modul.
Pendekatan teknologis ini sudah
tentu mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain: ia terbatas pada
hal-hal yang bisa dirancang sebelumnya. Karena dari itu pendekatan teknologis
tidak selamanya dapat digunakan dalam pembelajaran tertentu.
d) Pendekatan Rekrontruksi Sosial
Kurikulum
ini sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat dan
politik perkembangan ekonomi. Kurikulum ini bertujuan untuk menghadapkan
peserta didik pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusian. Permasalahan
yang muncul tidak harus pengetahuan sosial saja, tetapi di setiap disiplin ilmu
termasuk ekonomi, kimia, matematika dan lain-lain. Kurikulum ini bersumber pada
aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri,
melainkan kegiatan bersama. Melalui interaksi ini siswa berusaha memecahkan
problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan
masyrakat yang lebih baik.
Pembelajaran
yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial harus memenuhi 3 kriteria berikut,
yaitu: nyata, membutuhkan tindakan dan harus mengajarkan nilai. Evaluasi dalam
kurikulum rekontruksi sosial mencakup spektrum luas, yaitu kemampuan peserta
didik dalam menyampaikan permasalahan, kemungkinan pemecahan masalah,
pendefinisian kembali pandangan mereka dan kemauan mengambil tindakan.
2.5 Langkah- Langkah dalam Pengembangan Kurikulum
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang nomor 20 th. 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, pasal 1 ayat 19).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum salah
satunya langkah pengembangan, langkah-langkah pengembangan kurikulum pada
umumnya terdiri atas diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pengorganisasian
materi pemilihan, dan pengorganisasian pengalaman belajar dan pengembangan alat
evaluasi.
1. Diagnosis atau analisis kebutuhan
Diagnosis atau analisis kebutuhan dapat dilakukan
dengan mempelajari kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat atau dunia kerja serta
harapan-harapan pemerintah. Menurut Taba, sangatlah penting dalam mendiagnosis
berbagai kebutuhan anak didik. Hal ini merupakan langkah penting dari Taba
tentang apa yang anak didik inginkan atau perlukan untuk belajar.
2. Perumusan tujuan
Dalam perumusan tujuan, tujuan yang
dirumuskan adalah tujuan nasional, tujuan institusional dan tujuan
pembelajaran. Pada tujuan nasional di indonesia dapat dilihat dari
undang-undang sistem pendidikan nasional yang berlaku, maka berdasarkan tujuan
nasional disusunlah tujuan institusional dan tujuan pemelajaran. Tujuan ini
menjadi kriteria untuk memilih isi,bahan pembelajaran, metode dan penilaian. Tujuannya
untuk mengubah perilaku serta apa yang harus dilakukan siswa, bukan apa yang
harus dilakukan guru. Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dalam setiap program pendidikan. Oleh
karena itu kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan . kemudian
berdasarkan hakikat tujuan tersebut dijabarkan tujuan kurikulum mulai dari
tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi
sampai pada tujuan pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan hendaknya berdasarkan
kebutuhan, tntutan dan harapan, serta dengan mempertimbangkan berbagai
faktor-faktor masyarakat, siswa sendiri dan ilmu pengetahuan.
Manfaat dari terumusnya tujuan kurikulum madalah dapat membantu para
pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum sehingga dapat digunakkan
juga untuk membantu guru dalam mengembangkan pengajaran atau mendesain suatu
pembelajaran.
3. Pengorganisasian materi/ isi
Dalam pengorganisasian materi pemilihan bisa
menggunakan metode, strategi serta teknik yang disesuaikan dengan sifat materi
yang akan disampaikan. Pemilihan juga dapat dilakukan melaui pengalaman visual,
suara dan lain-lain serta disesuaikan dengan minat belajar yang sesuai dengan
perkembangan mental dan fisik. Ini dilakukan agar dapat merangsang siswa lebih
kreatif dan aktif. Pengorganisasian materi sangat erat hubungannya dengan
tujuan kurikulum. Oleh karena itu dalam menentukan isi materi hendaknnya memperhatikan
tujuan akhir pendidiikan. Sehingga dalam menyusun isi kurikulum tidak
bertetangan dengan tujuan kurikulum yang telah ditetpkan.
Burhan Nurgiyanto (1988:100) menyatakan bahan
pelajaran atai isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada anak dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Apa yang dibberikan sekolah kepada anak didik itulah yang disebut
isis kurikulum. Dengan merancang tujuan kurikulum, maka semua jam dan aktivitas
oendidikan dapat terarah dengan baik, dapat benar-benar terarah kepada
tercapainya tuujuan pendidikan.
4. Pengorganisasian Pengalaman Belajar
Pegalaman belajar yang dimaksud disini adalah
pengalaman belajar yag diperoleh siswa selama mengikuti pelajaran. Pengembang
kurikulum dapat menentukan pengalaman belajar siswa yaitu dengan seberapa besar
aktifitas seorang siswa terhadap lingkungan.
Ada dua jenis pengorganisasian pengalaman belajar yaitu:
a. pengorganisasian secara vertikal
adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajian yang sama dalam
tingkatan
yang berbeda.
b. Pengorganisasian secara horizontal
Adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah
dalam
tingkatan yang sama.
5. Penilaian (Evaluasi)
Evaluasi secara etimologis berasal dari kata “evaluation” yang berarti
“penilaian terhadap sesuatu”. Mengevaluasi berarrti memberi atau menilai
apakah sesuatu itu bernilai atau tidak. Adapun yang dimaksud disini adalah
evaluasi kurikulum yaitu sejauh mana efektifitas dan dan vitalis kurikulum
dalam mencapai tujuan. Evaluasi dapat memberikan informasi paling akurat dalam
kemampuan akademik siswa, dan dapat menunjukkan bagaimana murid itu tumbuh.
Sehingga dalam hal ini pembimbing atau pengajar dapat menentukan kemajuan dan
kedudukan siswa. Penilaian dilakukan sebagai hasil seberapa besar tujuan tujuan
pengembangan itu terealisasikan atau tercapai dengan baik.
Setelah mengetahui pencapaian tujuan-tujuan pendidikan, maka dilakukan
penyempurnaan kurikulum.
Langkah Evaluasi kurikulum ini mencakup empat hal:
a. Evaluasi tentang pelaksanaan
kurikulum oleh guru-guru
b. Evaluasi desain kurikulum
c. Evaluasi hasil belajar siswa
d. Evaluasi dari keseluruhan sistem
kurikulum
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum
merupakan
alat untuk mencapai
pendidikan
yang dinamis.
Hal ini
berarti bahwa kurikulum
harus senantiasa dikembangkan
dan disempurnakan
agar
sesuai
dengan
laju perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan teknologi. Dimana Pengembangan
kurikulum merupakan proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang
kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar
kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Adapun landasan dalam pengembangan
kurikulum yaitu, Landasan Filosofis, Landasan Psikologis, Landasan Sosial
Budaya dan Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kemudian prinsip
pengembangan kurikulum dibagi menjadi dua yaitu prinsip umum dan prinsip
khusus. Prinsip umum terdiri dari prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas,
prinsip kontinuitas, prinsip efisiensi atau praktis dan prinsip efektivitas.
Sedangkan pinsip khusus terdiri dari prinsip penentuan tujuan pendidikan,
prinsip pemilihan isi pendidikan, prinsip pemilihan proses belajar mengajar,
prinsip pemilihan media dan alat pengajaran dan prinsip yang berkenaan dengan
penilian. Pendekatan pengembangan kurikulum terdiri dari pendekatan subyek
akademik, pendekatan humanistik, pendekatan teknologis dan pendekatan
rekonstruksi sosial. Dan langkah- langkah dalam pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri atas diagnosis kebutuhan,
perumusan tujuan, pengorganisasian materi/isi, pengorganisasian pengalaman belajar dan penilaian (evaluasi).
LAMPIRAN
1.
Kapan kurikulum dapat di ubah dan siapa yang dapat mengubah kurikulum
tersebut?
( Meidian Renaldo dari kelompok 4 )
2. Bagaimana jika prinsip-prinsip
pengembang kurikulum itu tidak berjalan
? ( Rati
Septyani dari kel 2 )
3.
Bagaimana teknis pendekatan subjek akademis ? ( R.A Maudiana Sari dari kel 4 )
Jawab
:
1. Kurikulum
merupakan alat untuk mencapai pendidikan yang dinamis, yang artinya bahwa
kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, kurikulum dapat diubah
apabila tidak sesuai lagi dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi atau perkembangan zaman. Dan yang dapat mengubah kurikulum secara
umumnya adalah pemerintah dapat dikembangkan lagi oleh seorang guru sesuai
dengan keadaan lingkungan dan siswa.
2. Yang
menjadi acuan atau pedoman dalam pengembangan kurikulum adalah tujuan
pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan kurikulum yang dilaksanakan
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional. Sehingga dalam mengembangan kurikulum harus sesuai dengan
landasan, prinsip-prinsip dan pendekatan pengembangan kurikulum. Namun, apabila
prinsip-prinsip pengembang kurikulum di abaikan/ tidak berjalan maka pencapaian
tujuan pendidikan tidak optimal.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Salim,
Mahrus.2014. Pendekatan-Pendekatan
Pengembangan Kurikulum. Online tersedia
http://mahrus-salim.blogspot.co.id/2014/11/makalah-pendekatan-pendekatan-dalam.html.
Diakses tanggal 29 Agustus 2016.
Putra,
Andra.2014. Landasan dan Prinsip-Prinsip
Pengembangan Kurikulum. Online tersedia
http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/landasan-dan-prinsip-prinsip.html.
Diakses tanggal 29 Agustus 2016.
Corner,
Wisnu.2015.Landasan dan Prinsip
Pengembangan Kurikulum. Online tersedia
http://wisnucorner.blogs.uny.ac.id/2015/10/13/landasan-dan-prinsip-pengembangan- kurikulum/.
Diakses tanggal 29 Agustus 2016.
Saputri, Ranum.2015.Langkah- langkah
Pengembangan Kurikulum. Online tersedia
kurikulum.html.
Diakses tanggal 29 Agustus 2016.