Minggu, 16 April 2017

Landasan, Prinsip dan Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum



KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN                        
Landasan, Prinsip dan Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum



DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Nama Anggota : 1. Ayu Hardiyanti (06081181520083)
                                           2. Betyana Tinambunan (06081181520034)
                                            3. Dea Maria Neli Saragih (06081181520023)
                                                     4. Putri Maya Sari (06081181520026)
                                           5. Sondang  Meriapul K. S (06081181520018)


PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016/2017

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai “ Landasan, Prinsip dan Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum“ . Penyusunan makalah ini kami buat dimaksudkan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Yang mana isi dari makalah ini diambil dari sumber yang ada dan kami anggap relevan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, karena masih banyak kekurangan baik dari isi maupun segi penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang mengarah pada perbaikan sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.        



Inderalaya, 31 Agustus  2016


                                                                                                            Penyusun    












DAFTAR ISI





BAB I                                                                                                                                       PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Kurikulum merupakan alat untuk mencapai pendidikan yang dinamis. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengertian kurikulum yang semakin luas membuat para pelaksana kurikulum memberikan batasan sendiri terhadap kurikulum. Namun perbedaan pengertian tersebut tidak menjadi masalah yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan, apabila pengembangan kurikulum didasarkan pada landasan dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan kurikulum yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari pendidikan nasional. Perwujudan prinsip, aspek dan konsep kurikulum terletak pada guru. Sehingga guru memiliki tanggung jawab terhadap tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri.
Oleh sebab itu, seorang pelaksana kurikulum perlu mengetahui dan melaksanakan   beberapa landasan, prinsip-prinsip dan pendekatan yang menjadi pedoman dalam pengembangan kurikulum. Namum hal ini sering diabaikan oleh para pelaksana kurikulum, sehingga pencapaian tujuan pendidikan tidak optimal. Hal ini yang mendasari kami untuk menyusun makalah ini. Makalah ini memaparkan apa yang menjadi landasan, prinsip-prinsip, pendekatan dan langkah- langkah  yang mendasari suatu proses pengembangan kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum ?
2.      Apa saja landasan dalam pengembangan kurikulum ?
3.      Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ?
4.      Apa saja pendekatan pengembangan kurikulum ?
5.      Bagaimana langkah- langkah pengembangan kurikulum ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui hal- hal yang harus diperhatikan dalam pengembang kurikulum.

BAB II                                                                                                                                      ISI

2.1  Pengertian Pengembangan Kurikulum

.           Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa, Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

2.2  Landasan Pengembangan Kurikulum     

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Mungkin Anda dapat membayangkan andaikata sebuah bangunan rumah yang dibangun tidak menggunakan landasan (fondasi) yang kokoh,  maka ketika terjadi goncangan atau diterpa oleh angin sedikit saja rumah tersebut akan mudah rubuh. Demikian halnya dengan kurikulum, jika dikembangkan tidak didasarkan pada landasan yang tepat dan  kuat, maka kurikulum tersebut tidak bisa bertahan lama, dan bahkan dengan mudah dapat ditinggalkan oleh para pemakainya.
Dengan demikian dalam mengembangkan kurikulum, terlebih dahulu harus diidentifikasi dan dikaji secara selektif, akurat, mendalam dan menyeluruh landasan apa saja yang harus dijadikan pijakan dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum. Dengan landasan yang kokoh kurikulum yang dihasilkan akan kuat, yaitu program pendidikan yang dihasilkan akan dapat menghasilkan manusia terdidik sesuai dengan hakikat kemanusiannya, baik untuk kehidupan masa kini maupun menyongsong kehidupan jauh ke masa yang akan datang.
Adapun Landasan dalam pengembangan kurikulum yaitu :
1)   Landasan Filosofis
Landasan Filosofis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan mengidentifikasi landasan filsafat dan ilmplikasinya dalam mengembangkan kurikulum. Filsafat membahas segala permasalahan manusia, termasuk pendidikan, yang disebut filsafat pendidikan. Filsafat memberikan arah dan metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan, sedangkan praktik- praktik   pendidikan   memberikan   bahan-bahan   bagi  pertimbangan filosofis. Keduanya sangat berkaitan erat. Hal inilah yang menyebabkan landasan filosofis menjadi landasan penting dalam pengembangan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah Filsafat pendidikan pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan arah sedangkan pelaksanaanya melalui pendidikan.
Keberadan aliran-aliran filsafat dalam pengembangan kurikulum di Indonesia dapat digunakan sebagai acuan, akan tetapi hendaknya dipertimbangkan dan dikaji terlebih dahulu kesesuaiannya dengan nilai-nilai falsafah hidup bangsa Indonesia, karena tidak semua konsep aliran filsafat dapat diadopsi dan diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Di antara aliran-aliran tersebut yaitu :
a.  Aliran Progresivisme dan pragmatisme
Aliran progresevisme mengakui dan berusaha mengembangkan asasnya dalam semua realita kehidupan, dengan tujuan agar semua manusia dapat bertahan menghadapi semua tantangan hidup. Sedangkan menurut aliran pragmatisme, suatu keterangan itu baru dikatakan benar jika sesuai dengan realitas, atau suatu keterangan akan dikatakan benar kalau sesuai dengan kenyataannya.
   Kedua aliran ini dipelopori oleh William james dan John Dewey, salah satu sumbangan besar yang mereka berikan dalam perkembangan pendidikan di abad modern ini khususnya kurikulum yaitu, menurut aliran progresivisme tentang kurikulum mengehendaki sekolah yang memiliki kurikulum yang bersifat fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, dan tidak terikat oleh doktrin tertentu, luas dan terbuka). Dengan berpijak pada prinsip ini, kurikulum dapat direvisi dan dievaluasi setiap saat, sesuai dengan kebutuhan. Sifat kurikulumnya adalah eksperimental atau tipe core curriculum, yaitu kurikulum yang dipusatkan pada pengalaman yang didasarkan atas kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan yang kompleks.

b.   Aliran Esensialisme
Aliran ini didasarkan oleh nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Nilai-nilai yang dimaksud ialah yang berasal dari kebudayaan dan falsafat yang korelatif selama empat abad belakangan, yaitu sejak zaman renaissance, sebagai pangkal timbulnya pandangan esensialisme adat.
Aliran ini menghendaki adanya kurikulum yang memuat mata pelajaran yang dapat menghantarkan manusia agar dapat menghayati nilai-nilai kebenaran yang berasal dari tuhan. Kurikulum menurut aliran ini berpangkal pada landasan ideal dan organisasi yang kuat. Herman Harrel Home, salah satu tokoh dari aliran ini berpendapat bahwa kurikulum hendaknya bersendikan atas fundamental tunggal, yaitu watak manusia yang ideal dan ciri-ciri masyarakat yang ideal. Kegiatan dalam pendidikan perlu disesuaikan dan ditunjukan kepada yang serba baik.

c.   Aliran Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Pandangan tentang ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang menjadi dasar bagi pengembangan konsep kurikulum yaitu, dari segi ontologi, mereka berpendapat bahwa realita itu bersifat universal, ada dimana-mana dan sama setiap tempat. Dari segi epistemologi, untuk memahami realita memerlukan asas tahu, maksudnya kita tidak mungkin memahami realita tanpa terlebih dahulu melalui proses pengalaman dan hubungan dengan realitas terlebih dahulu melalui penemuan ilmu pengetahuan. Sedangkan dari segi aksiologinya, bahwa dalam proses interaksi sesama manusia diperlukan nilai-nilai. Begitu juga dalam hubungan manusia dengan alam semesta, prosesnya tidak mungkin dilakukan dengan sikap netral.
d.   Aliran Eksistensialisme
Eksistensialisme merupakan paham yang berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas/kreatif , seseorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran itu bersifat relative, dan karenanya itu masing – masing individu bebas menetukan mana yang benar atau salah . Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan: Bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?

e.     Aliran Perenialisme
Perenial berarti “abadi” , aliran ini beranggapan bahwa beberapa gagasan telah bertahan selama berabad – abad dan masih relevan saat ini seperti pada saat gagasan tersebut baru ditemukan. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

2)  Landasan Psikologis
Landasan Psikologis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan mengidentifikasi landasan psikologis dan ilmplikasinya dalam mengembangkan kurikulum. Dalam proses pendidikan yang tejadi adalah proses interaksi antar individu. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya. Kondisi psikologis sebenarnya merupakan karakter psiko- fisik seseorang sebagai individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku interaksi dengan lingkungannya. Dalam pengembangan kurikulum, minimal ada dua landasan psikologi yang mempengaruhinya, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karaktersitik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaru besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistic.

3)   Landasan Sosial Budaya
Kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan muncul masyarakat-masyarakat yang tidak asing dengan masyarakat. Dengan pendidikan diharapkan lahir manusia- manusia yang bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat.  Oleh sebab itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan masyarakat.

4)   Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
            Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan. Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar, dan selalu menonjolkan peranan guru terutama dalam memilih bahan ajar dan cara penyampaiannya. Sekarang peranan guru dapat digantikan dengan media instruksional baik yang berupa media cetak maupun non cetak terutama media elektronik, misalnya computer, internet, satelit komunikasi, rekaman video dan sebagainya.

2.3  Prinsip- Prinsip dalam Pengembangan Kurikulum      


Dalam Nana Syaodih (1997 : 150-155) prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1)      Prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. Seperti juga yang disampaikan oleh Subandijah, prinsip umum ini meliputi:
  Prinsip relevansi
Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).

  Prinsip fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas; Kurikulum hendaknya memiliki sifat  lentur dan fleksibel. dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

  Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas; Perkembangan dan proses belajar peserta didik hendaknya berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus ataupun berhenti-henti. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan secara serempak, sehingga harus selalu ada komunikasi dan kerja sama antara para pemegang kurikulum SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

  Prinsip praktis
Prinsip praktis; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi

  Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Efektivitas dalam kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan dan diinginkan dapat dilaksanakan  atau dapat dicapai.

2)    Prinsip Khusus
Ada  beberapa  prinsip  yang  lebih  khusus  dalam  pengembangan kurikulum, prinsip-prinsip ini berkenaan dengan:
1.      Berkenaan dengan Tujuan pendidikan                                                                                                    
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu dan penelitian.

2. Pemilihan Isi Pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya penjabaran tujuan pendidikan kedalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

3. Berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
      a.  Apakah metode yang digunakan cocok untuk mengajar
b.  Apakah metode memberikan kegiatan yang bervariasi
c.  Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif,  
    afektif,psikomotor
d.  Apakah metode mengaktifkan peserta didik, guru, atau keduanya
e.   Apakah metode dapat mendorong berkembangnya kemampuan baru
f.   Apakah metode menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah
      g.  Untuk belajar keterampilan lebih ditekankan learning by doing disamping learning by
    seeing and knowing.

4. Berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
a.  Alat atau media pengajaran apa yang diperlukan
b.  Pembuatan alat memperhatikan siapa pembuat, biaya, waktu pembuatan
c.  Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, modul, paket belajar, atau
     lainnya
d.  Bagaimana pengintegrasian dalam keseluruhan kegiatan belajar
e.  Hasil terbaik dengan menggunakan multimedia.

5. Prinsip yang Berkenaan dengan Pemilihan Kegiatan Penilaian
a.   Penyusunan alat penilaian (tes)
b.  Perencanaan suatu penilaian
c.  Pengolahan suatu hasil penilaian


 

2.4  Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum


Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik. Setidak-tidaknya ada 4 pendekatan dalam pengembangan kurikulum di antaranya, yaitu: pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistik, pendekatan teknologi, dan pendekatan rekonstruksi social.

a)      Pendekatan Subjek Akademis
Pendekatan ini adalah pendekatan yang tertua, sejak sekolah yang pertama berdiri kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Kurikulum disajikan dalam bagian-bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran yang di intregasikan. Ciri-ciri ini berhubungan dengan maksud, metode, organisasi dan evaluasi. Pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing.
Para ahli akademis terus mencoba mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi peserta didik untuk masuk ke dunia pengetahuan, dengan  konsep dasar dan metode untuk mengamati, hubungan antara sesama, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin ilmu. Prioritas pendekatan ini adalah mengutamakan sifat perencanaan program dan juga mengutamakan penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu.

b)      Pendekatan Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa atau peserta didik (student-centered) dan mengutamakan perkembangan afektif peserta didik sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humanistic meyakini bahwa kesejahteraan mental dan emosional peserta didik harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar proses belajar memberikan hasil yang maksimal.
Kurikulum humanistik mempunyai beberapa karakteristik, berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Menurut para pakar humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman berharga untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, orang lain, dan belajar. Semua itu merupakan bagian dari cita-cita perkembangan manusia yang teraktualisasi (self actualizing person).
Kurikulum Humanistis memiliki kelemahan, antara lain:
a.  Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi perkembangan individual
    peserta didik.
b.   Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu tapi kenyataannya terdapat
    keseragaman peserta didik.
c.  Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
d.  Dalam kurikulum ini prisip-prinsip psikologis yang ada kurang terhubungkan.

c)     Pendekatan Teknologis
Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada penyusunan program pengajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan sistem saja, atau juga dengan alat atau media. Selain itu, dapat juga dipadukan. Dalam konteks kurikulum model teknologi, teknologi pendidikan mempunyai dua aspek, yakni hardware berupa alat benda keras seperti proyektor, TV, LCD, radio, dan sebagainya, dan software berupa teknik penyusunan kurikulum, baik secara mikro maupun makro. Teknologi yang telah diterapkan adakalanya berupa PPSI atau Prosedur Pengembangan Sitem Intruksional, pelajaran berprogram dan modul.
Pendekatan teknologis ini sudah tentu mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain: ia terbatas pada hal-hal yang bisa dirancang sebelumnya. Karena dari itu pendekatan teknologis tidak selamanya dapat digunakan dalam pembelajaran tertentu.
d)  Pendekatan Rekrontruksi Sosial
Kurikulum ini sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat dan politik perkembangan ekonomi. Kurikulum ini bertujuan untuk menghadapkan peserta didik pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusian. Permasalahan yang muncul tidak harus pengetahuan sosial saja, tetapi di setiap disiplin ilmu termasuk ekonomi, kimia, matematika dan lain-lain. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama. Melalui interaksi ini siswa berusaha memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyrakat yang lebih baik.
Pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial harus memenuhi 3 kriteria berikut, yaitu: nyata, membutuhkan tindakan dan harus mengajarkan nilai. Evaluasi dalam kurikulum rekontruksi sosial mencakup spektrum luas, yaitu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan permasalahan, kemungkinan pemecahan masalah, pendefinisian kembali pandangan mereka dan kemauan mengambil tindakan.

2.5  Langkah- Langkah dalam Pengembangan Kurikulum


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman  penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang nomor 20 th. 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1 ayat 19).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum salah satunya langkah pengembangan, langkah-langkah pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri atas diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pengorganisasian materi pemilihan, dan pengorganisasian pengalaman belajar dan pengembangan alat evaluasi.
1.   Diagnosis atau analisis kebutuhan
Diagnosis atau analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat atau dunia kerja serta harapan-harapan pemerintah. Menurut Taba, sangatlah penting dalam mendiagnosis berbagai kebutuhan anak didik. Hal ini merupakan langkah penting dari Taba tentang apa yang anak didik inginkan atau perlukan untuk belajar.

2.  Perumusan tujuan
Dalam perumusan tujuan, tujuan yang  dirumuskan adalah tujuan nasional, tujuan institusional dan tujuan pembelajaran. Pada tujuan nasional di indonesia dapat dilihat dari undang-undang sistem pendidikan nasional yang berlaku, maka berdasarkan tujuan nasional disusunlah tujuan institusional dan tujuan pemelajaran. Tujuan ini menjadi kriteria untuk memilih isi,bahan pembelajaran, metode dan penilaian. Tujuannya untuk mengubah perilaku serta apa yang harus dilakukan siswa, bukan apa yang harus dilakukan guru. Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dalam setiap program pendidikan. Oleh karena itu kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan . kemudian berdasarkan hakikat tujuan tersebut dijabarkan tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi sampai pada tujuan pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan hendaknya berdasarkan kebutuhan, tntutan dan harapan, serta dengan mempertimbangkan berbagai faktor-faktor masyarakat, siswa sendiri dan ilmu pengetahuan.
Manfaat dari terumusnya tujuan kurikulum madalah dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum sehingga dapat digunakkan juga untuk membantu guru dalam mengembangkan pengajaran atau mendesain suatu pembelajaran.

3.  Pengorganisasian materi/ isi
Dalam pengorganisasian materi pemilihan bisa menggunakan metode, strategi serta teknik yang disesuaikan dengan sifat materi yang akan disampaikan. Pemilihan juga dapat dilakukan melaui pengalaman visual, suara dan lain-lain serta disesuaikan dengan minat belajar yang sesuai dengan perkembangan mental dan fisik. Ini dilakukan agar dapat merangsang siswa lebih kreatif dan aktif. Pengorganisasian materi sangat erat hubungannya dengan tujuan kurikulum. Oleh karena itu dalam menentukan isi materi hendaknnya memperhatikan tujuan akhir pendidiikan. Sehingga dalam menyusun isi kurikulum tidak bertetangan dengan tujuan kurikulum yang telah ditetpkan.
Burhan Nurgiyanto (1988:100) menyatakan bahan pelajaran atai isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Apa yang dibberikan sekolah kepada anak didik itulah yang disebut isis kurikulum. Dengan merancang tujuan kurikulum, maka semua jam dan aktivitas oendidikan dapat terarah dengan baik, dapat benar-benar terarah kepada tercapainya tuujuan pendidikan.

4.  Pengorganisasian Pengalaman Belajar
Pegalaman belajar yang dimaksud disini adalah pengalaman belajar yag diperoleh siswa selama mengikuti pelajaran. Pengembang kurikulum dapat menentukan pengalaman belajar siswa yaitu dengan seberapa besar aktifitas seorang siswa terhadap lingkungan.
Ada dua jenis pengorganisasian pengalaman belajar yaitu:
a.       pengorganisasian secara vertikal
     adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajian yang sama dalam tingkatan     
     yang berbeda.
b.      Pengorganisasian secara horizontal
     Adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah dalam
     tingkatan yang sama.

5.  Penilaian (Evaluasi)
Evaluasi secara etimologis berasal dari kata “evaluation” yang berarti “penilaian terhadap sesuatu”. Mengevaluasi berarrti memberi  atau menilai apakah sesuatu itu bernilai atau tidak. Adapun yang dimaksud disini adalah evaluasi kurikulum yaitu sejauh mana efektifitas dan dan vitalis kurikulum dalam mencapai tujuan. Evaluasi dapat memberikan informasi paling akurat dalam kemampuan akademik siswa, dan dapat menunjukkan bagaimana murid itu tumbuh. Sehingga dalam hal ini pembimbing atau pengajar dapat menentukan kemajuan dan kedudukan siswa. Penilaian dilakukan sebagai hasil seberapa besar tujuan tujuan pengembangan itu terealisasikan atau tercapai dengan baik.
Setelah mengetahui pencapaian tujuan-tujuan pendidikan, maka dilakukan penyempurnaan kurikulum.
Langkah Evaluasi kurikulum ini mencakup empat hal:
a.       Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
b.      Evaluasi desain kurikulum
c.       Evaluasi hasil belajar siswa
d.      Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum











BAB III                                                                                                                               PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai pendidikan yang dinamis. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimana Pengembangan kurikulum merupakan proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Adapun landasan dalam pengembangan kurikulum yaitu, Landasan Filosofis, Landasan Psikologis, Landasan Sosial Budaya dan Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kemudian prinsip pengembangan kurikulum dibagi menjadi dua yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum terdiri dari prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip kontinuitas, prinsip efisiensi atau praktis dan prinsip efektivitas. Sedangkan pinsip khusus terdiri dari prinsip penentuan tujuan pendidikan, prinsip pemilihan isi pendidikan, prinsip pemilihan proses belajar mengajar, prinsip pemilihan media dan alat pengajaran dan prinsip yang berkenaan dengan penilian. Pendekatan pengembangan kurikulum terdiri dari pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistik, pendekatan teknologis dan pendekatan rekonstruksi sosial. Dan langkah- langkah dalam pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri atas diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pengorganisasian materi/isi, pengorganisasian pengalaman belajar dan penilaian (evaluasi).






LAMPIRAN


1. Kapan kurikulum dapat di ubah dan siapa yang dapat mengubah kurikulum tersebut?          
     ( Meidian Renaldo dari kelompok 4 )
 2. Bagaimana jika prinsip-prinsip pengembang  kurikulum itu tidak berjalan ? ( Rati
    Septyani dari kel 2 )
3. Bagaimana teknis pendekatan subjek akademis ? ( R.A Maudiana Sari dari kel 4 )
Jawab :
1.      Kurikulum merupakan alat untuk mencapai pendidikan yang dinamis, yang artinya bahwa kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, kurikulum dapat diubah apabila tidak sesuai lagi dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau perkembangan zaman. Dan yang dapat mengubah kurikulum secara umumnya adalah pemerintah dapat dikembangkan lagi oleh seorang guru sesuai dengan keadaan lingkungan dan siswa.
2.      Yang menjadi acuan atau pedoman dalam pengembangan kurikulum adalah tujuan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan kurikulum yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional. Sehingga dalam  mengembangan kurikulum harus sesuai dengan landasan, prinsip-prinsip dan pendekatan pengembangan kurikulum. Namun, apabila prinsip-prinsip pengembang kurikulum di abaikan/ tidak berjalan maka pencapaian tujuan pendidikan tidak optimal.
3.       





DAFTAR  PUSTAKA


Salim, Mahrus.2014. Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Kurikulum. Online tersedia
Putra, Andra.2014. Landasan dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum. Online tersedia
Corner, Wisnu.2015.Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum. Online tersedia
      Saputri, Ranum.2015.Langkah- langkah Pengembangan Kurikulum. Online tersedia
       kurikulum.html. Diakses tanggal 29 Agustus 2016.