Minggu, 16 April 2017

Uji Hipotesis



MAKALAH STATISTIKA DASAR
Uji Hipotesis dan Uji Hipotesis Satu Rata-rata

 

Disusun Oleh:
KELOMPOK 12
Nur Amalia Susanti       (06081181520025)
Rani S. S. Silitonga        (06081181520079)
Renni Juli Yanna           (06081181520076)
Dosen Pengampu :
Prof.Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si (196908141993022001)
Puji Astuti, S.Pd.,M.Sc

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015/2016

Daftar Isi







Uji Hipotesis


A.   Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi[1]. Di lain pandangan, hipotesis statistik ialah pernyataan tentang bentuk fungsi suatu variabel atau tentang nilai sebenarnya suatu parameter. Dari beberapa pengertian diatas, didapatkan bahwa pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang memungkinkan dapat dibuatnya suatu keputusan, dalam hal ini keputusan yang dapat dibuat yakni keputusan untuk menolak atau tidak menolak suatu hipotesis yang sedang diuji.
Sebelum menerima atau menolak suatu hipotesis, peneliti harus menuji sah nya hipotesis tersebut untuk menentukan apakah hipotesis itu benar atau salah.
H0 dapat berisikan tanda kesamaan (equality sign), seperti =,
·         Jika H0 berisi tanda kesamaan yang tegas (stirct equality sign) yakni “=”, maka Ha akan berisi tanda tidak sama (not-equality sign)
·         Jika H0 berisi tanda ketidaksamaan yang lemah (weak inequality sign) yakni “ ”, maka Ha akan berisi tanda tidak sama yang kuat (stirct inequality sign) “ > ”
·         Jika H0 berisi tanda “ ”, maka Ha akan berisi “ < ”
Contoh     :             
                              
                          
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yakni:
a.       Hipotesis nol
Pada statistik, hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel.
b.      Hipotesis alternatif
Hipotesis ini merupakan lawan dari hipotesis nol, dimana terdapat perbedaan antara data populasi dengan data sampel.

B.   Tipe-tipe Hipotesis Statistik

Hipotesis dibagi menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat dirumuskan menjadi tiga macam yaitu hipotesis deskriptif (pada satu sampel atau variabel mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan), komparatif, dan hubungan.
1.      Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan. Jika salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas.
Contoh :
Seorang peneliti menyatakan bahwa daya tahan lampu merk A = 450 jam dan B = 600 jam. Hipotesis statistiknya adalah:
Lampu A :                                         Lampu B :
H0 :                          H0 :  
Ha :                          Ha :  
Hipotesis diatas diuji dengan rumusan uji hipotesis dua pihak
2.      Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Contoh :
“Apakah ada perbedaan daya tahan lampu merk A dan B ?”
Rumusan hipotesisnya:
1)      Tidak terdapat perbedaan daya tahan lampu antara lampu merk A dan B
2)      Daya tahan lampu merk B paling kecil sama dengan lampu merk A
3)      Daya tahan lampu merk B paling tinggi sama dengan lampu merk A
Hipotesis statistiknya adalah:
Rumusan uji hipotesis dua pihak
H0 :  
Ha :  
Rumusan uji hipotesis satu pihak
H0 :  
Ha :  
Rumusan uji hipotesis satu pihak
H0 :  
Ha :
3.      Hipotesis hubungan (asosiatif)
Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh :
“Apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektifitas kerja ?”
Rumus dan hipotesis nolnya adalah: Tidak ada hubungan antar gaya kepemimpinan dengan efektifitas kerja.
Hipotesis statistiknya :           
                                               
(  = simbol yang menunjukkan kuatnya hubungan)

C.   Tipe-tipe Kesalahan

Dalam melakukan uji hipotesis, ada dua macam kesalahan, dikenal dengan nama-nama:
1.      Kesalahan tipe I yakni menolak hipotesis (H0) yang seharusnya tidak ditolak atau H0 ditolak padahal H0 benar. Kesalahan ini disebut kesalahan
2.      Kesalahan tipe II yakni menolak hipotesis (H0) yang seharusnya ditolak atau H0 diterima padahal H0 salah. Kesalahan ini disebut kesalahan

D.   Prosedur Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ada tiga macam, yaitu:
1.      Uji dua pihak
2.      Uji satu pihak yaitu pihak kanan
3.      Uji satu pihak yaitu pihak kiri
Untuk dapat memutuskan apakah H0 ditolak atau diterima, maka diperlukan kriteria tertentu dengan nilai tertentu baik dari hasil perhitungan maupun hasil dari tabel. Kedua hasil tersebut dibandingkan. Dalam hal ini dimisalkan menggunakan perhitungan t dengan menggunakan rumus t sehingga diperoleh thitung. Kemudian dicari ttabel dari tabel t dengan 𝛼 tertentu. Nilai ttabel dua pihak dan satu pihak dengan 𝛼 tertentu diperoleh dengan melihat daftar atau tabel t. Sebelum mengadakan pengujian hipotesis, maka asumsi – asumsi yang berlaku hendaklah dipenuhi terlebih dahulu.
Langkah – langkah Pengujian Hipotesis adalah sebagai berikut:
1.      Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.
2.      Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistik.
3.      Hitung 𝑡 hitung atau 𝑧hitung (salah satu tergantung 𝜎 tak diketahui atau diketahui)
Jika 𝜎 tidak diketahui, maka 𝑡hitung adalah :
Thitung =
Keterangan : 𝑥̅ = rata-rata data yang ada
𝜇0 = rata-rata sekarang
𝑠 = simpangan baku
𝑛 = jumlah data sampel
Jika 𝜎 diketahui, maka 𝑧hitung adalah :
Zhitung =
Keterangan : 𝑥̅ = rata-rata data yang ada
𝜇0 = rata-rata sekarang
𝜎 = simpangan baku
𝑛 = jumlah data sampel
4.      Tentukan taraf signifikansi (𝛼).
5.      Cari 𝑡tabel dengan ketentuan :
𝛼 seperti langkah 4,
𝑑𝑘 = 𝑛−1
Dengan menggunakan tabel t diperoleh 𝑡tabel atau 𝑧tabel
6.      Tentukan kriteria pengujian.
7.      Bandingkan 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 𝑧𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑧𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
8.      Buatlah kesimpulannya
Penentuan kriteria pengujian dan nilai kritis digambarkan seperti tabel berikut ini
1.      Uji Dua Pihak
Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan”
Hipotesis statistiknya :
H0 : 𝜇 = 𝜇0
Ha : 𝜇 𝜇0
Kriteria Pengujian : Jika –(𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙) 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ +(𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙) Maka H0 diterima dan Ha ditolak

2.      Uji Satu Pihak Untuk Pihak Kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila : hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih besar atau sama dengan (≥)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih kecil (<)”.
Hipotesis statistiknya :
H0 : 𝜇0𝜇1
Ha : 𝜇0 <𝜇1
Kriteria Pengujian :  Jika 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ −(𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙) Maka H0 diterima dan Ha ditolak
3.      Uji Satu Pihak Untuk Pihak Kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila : hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”.
Hipotesis statistiknya :
H0 : 𝜇0𝜇1
Ha : 𝜇0 > 𝜇1
Kriteria Pengujian : Jika 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ +(𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙) Maka H0 diterima dan Ha ditolak

E.   Tingkat Signifikansi Amatan

Taraf signifikansi dinyatakan dalam dua atau tiga desimal atau dalam persen. Lawan dari taraf signifikansi atau tanpa kesalahan ialah taraf kepercayaan.
Jika taraf signifikansi = 5%, maka dengan kata lain dapat disebut taraf kepercayaan = 95%. Demikian seterusnya. Dalam penelitian sosial, besarnya 𝛼 biasanya diambil 5% atau 1% (0,05 atau 0,01). Arti 𝛼=0,01 ialah kira – kira 1 dari 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Atau dengan kata lain kira – kira 99% percaya bahwa kita telah membuat kesimpulan yang benar.

Uji Hipotesis Satu Rata-rata


A. Untuk ukuran sampel besar (N > 30) atau Starndar Deviasi populasi diketahui

     Rumus:  dimana
Keterangan:
   = Rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
  = Rata-rata nilai yang dihipotesiskan
    = Standar deviasi populasi
= Standar deviasi dari distribusi sampel rata-rata
n    = Banyak sampel yang diobservasi

B. Untuk ukuran sampel kecil (N < 30) atau Standar Deviasi populasi tidak diketahui

Rumus:

Contoh I:
Rata-rata hasil produksi suatu mesin lama adalah 2200kg/hari. Sebuah mesin baru diuji dalam 200 hari, ternyata hasil produksinya menyebar normal dengan rata-rata produksi 2280kg/hari dan standar deviasi 520 kg/hari. Apakah data tersebut member bukti bahwa masin baru meningkatkan produksi? Ujilah dengan α = 5%!
Penyelesaian:
Langkah-langkah pengerjaan:
1.      Menentukan hipotesis statistik:
H0 : µ 2200
Ha : µ > 2200
2.      Menentukan taraf kemaknaan / nyata α:
α = 0.05
3.      Proses pengujian:        µ0         = 2200 kg/hari.
                                              = 2800kg/hari
          = 520
n          = 200
Maka uji nilai Z adalah:  =
4.      Menentukan daerah dan titik kritis
Z(α) = Z(0,05) = 1,65
Berdasarkan kurva di atas, tampak bahwa nilai hitung uji z ada pada daerah penolakan H0.
5.      Kesimpulan:
Kesimpulan statistik:
Berdasarkan hasil observasi selama 200 hari, diperoleh keterangan objektif bahwa rata-rata skor mesin baru lebih besar dari rata-rata skor mesin lama.
Kesimpulan penelitian:
Berdasarkan hasil observasi selama 200 hari, diperoleh keterangan objektif bahwa mesin baru dapat meningkatkan hasil produksi. Artinya cukup bukti bahwa mesin baru dapat menaikkan hasil produksi jika dibandingkan dengan mesin lama.
6.      Menentukan nilai ρ (ρ – value)
Perhatikan nilai uji z 2.175713173, nilai ini memiliki sembilan desimal. Sementara dalam tabel z hanya memiliki dua desimal dibelakang koma. Oleh karena itu, untuk menentukan nilai peluangnya ditentukan dengan interpolasi linier.
Langkahnya:
·         Perhatikan nilai z = 2.175713173, terletak antara nilai z berapa? Yaitu antara 2,17 dan 2,18.
·         Peluang untuk nilai z 2,17 pada tabel distribusi normal baku adalah 0,4850, dan peluang nilai z 2,18 adalah 0,4854. Sehingga nilai peluang untuk nilai Z = 1,37766163 adalah:
 =
T          = 
= 0.485228527
                       
                        Dengan demikian ρ – Value adalah 0,014771473
                        Interpretasinya:
Apabila kita mencoba menolak H0, maka kita akan berhadapan dengan resiko keliru menolak H0 yang seharusnya diterima sebesar 0,014771473.
Secara statistic resiko ini kecil (yaitu kurang dari nilai α = 0,05). Maka, menolak H0 dapat dilakukan.
Contoh II:
Seorang pengusaha rokok membantah bahwa keluhan pihak-pihak yang menyebutkan bahwa kadar tar produknya di atas 3,5 ppm. Lembaga konsumen membuat penelitian untuk membuktikan kebenaran pernyataan pengusaha tersebut. Sampel acak sebanyak 15 batang rokok produksinya diperiksa, ternyata didapati rata-rata kandungan tar tersebut sebanyak 4,2 ppm dan standar deviasi 1,4 ppm. Buatlah pengujian untuk membuktikan kebenaran pernyataan pengusaha tersebut dengan α = 1%!
Penyelesaian:
1.      H0 : µ ≤ 3,5
Ha : µ > 3,5
2.      α = 1%
3.      Nilai t
=
4.      Nilai dan daerah kritisnya:
t(α, v) = t(0,01, n-1) = t(0,01, 14) = 2,624
Berdasarkan kurva di atas, tampak bahwa nilai hitung uji t ada pada daerah penerimaan H0.
5.      Kesimpulan:
Kesimpulan statistik:
Berdasarkan hasil observasi terhadap 15 batang rokok, diperoleh keterangna objektif bahwa rata-rata skor kadar tar rokok adalah lebih kecil dari 3,5 ppm.
Kesimpulan penelitian:
Berdasarkan hasil observasi terhadap 15 batang rokok, diperoleh keterangna objektif bahwa kadar tar rokok kurang dari 3,5 ppm. Artinya tidak cukup bukti bahwa kadar tas di atas 3,5 ppm.
6.      Nilai ρ (ρ – value)
Perhatikan nilai t 1,936491677, nilai ini dalam tabel t pada df 14 terletak antara nilai 1,7613 (α = 0,05) dan nilai 2,1448 (α = 0,025).
Sehingga nilai peluang unuk nilai t = adalah:

                        =
T =
Dengan demikian ρ – Value adalah 0,036491677.
Interpretasi:
Apabila kita mencoba menolak H0, maka kita akan berhadapan dengan resiko keliru menolak H0 yang seharusnya diterima sebesar 0,036491677.
Secara statistic resiko ini tinggi (yaitu lebih dari nilai α = 0.01). maka, dari pada menolak H0 lebih baik menerima H0.



Daftar Pustaka

 

Hasan, M. I. (2011). Pokok – Pokok Materi Statistika 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Herrhyanto, N. (2008). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
siringoringo, h. pengantar statistika. jakarta: guna darma.
Soemantri, A., & Muhidin, S. A. (2006). Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.



[1] Siringoringo, hotniar.        . Pengantar Statistika. Gunadarma. Hal.85